Hangzhou

Tanggal 11 Januari 2016.
Januari adalah milik winter. Bulan dimana orang-orang lebih memilih menghangatkan diri di rumah atau travelling ke tempat yang lebih hangat seperti yang aku rencanakan awalnya. Sekolahku berada di Xinzheng, Zhengzhou dimana daerahnya cukup dingin. Aku memilih pergi ke Hangzhou. Hangzhou adalah daerah yang banyak memproduksi teh. Di sepanjang jalan banyak kebun teh. Bahkan, di sekitar hostel yang akan aku tempati dikelilingi kebun teh. Aroma tehnya nenangin banget.


Setelah mencari referensi tempat yang travel friendly karna beneran pergi sendirian, terpilihlah Hangzhou. Sebenarnya engga sendirian banget sih, solnya di Hangzhou aku ketemu teman…mmm iyaa teman. Sebelum berangkat aku mencari kontak anak Indonesia yang ada di daerah itu untuk nemanin(?) aku jalan-jalan. Secara itu tempat yang sangat asing dan aku sendirian. Ada baiknya kenal satu atau dua orang di daerah tersebut.

Harga tiket 118.5 yuan. Berangkat dari stasiun Zhenzhou sekitar jam 23.35 dan sampai di Hangzhou 14.22. Hampir 16 jam duduk di kereta tanpa teman ngobrol. Sebenarnya ada beberapa jenis kereta (lambat, cepat, dan tempat tidur). Tapi yasudahlah, mahasiswi rantau yang mengirit mengandalkan tabungan beli yang lambat saja. Awalnya mau di jemput kalau sampai di stasiun HZ (Hangzhou), tapi karna teman aku ada kesibukan akhirnya aku sendiri dari stasiun Hangzhou ke hostel pakai bus taxi (jadi sebenarnya ini bus atau taxi?). Bapak supirnya friendly abis~ jarang-jarang supir sekece ini ramahnya sampai bisa becanda tapi enggak garing sok akrab gitu. Waktu ngelewatin Xihu si bapak bilang “mau lihat dulu tidak? Saya tungguin dan gausah nambah biaya” Daebak baiknya. Disitu aku percaya kalau kita baik ke orang pasti orang juga baik ke kita (jadi kamu baik wi?). Cuma bentar banget sih mampir, baru lanjut ke hostel lagi. Hostel kali ini lebih murah dari pada di Shanghai dan aku booking 3 malam.

Akhirnya sampai di hostel. Ekspektasi hanyalah ekspektasi. Katanya HZ engga dingin dan aku cuma pakai baju tipis 1 lapis dan jaket winter aja. Ternyata, untuk nginjak lantai tanpa sandal aja rasanya seperti nginjak es. Rasanya aku engga pingin mandi, tapi udah satu hari dikereta gak mungkin engga mandi. Setelah mandi dan leyeh-leyeh pingin tidur, di kontaklah buat ketemu sama temanku itu di dekat tempat kerjanya. Habis magrib aku siap-siap cuss keluar dari hostel. Aku dikasih arahan naik bus nomor… (lupa 😃) pokoknya berenti di depan Carrefour.

Sebelum pergi aku ke receptionist untuk minta arahan pergi ke Carrefour menggunakan bus. Receptionist udah bilang dijalan bawah ada bus stop yang arah ke Xihu dan udah ngasih arahan yang sangat sangat jelas. Tapi dasarnya Tiwi yang rada gemblung aja nyari kerjaan. Aku bingung karna ada 3 bus stop dan gatau yang mana yang harus aku naikin. Aku udah ngebaca plang yang tulisannya ga beda jauh sama pagar dan gak nemu bus yang arah kesana. Akhirnya apa? Aku jalan dong hampir 2 kilo padahal dari 3 bus stop dibawah hostel, yang arah ke barat itu langsung ke Xihu. Waktu itu kondisi sepi, malam, dan cewe sendirian. Awalnya engga apa, biasa aja sampai akhirnya was was sendiri karna ada 2 laki-laki ngebuntutin. Bismillah dalam hati terus jalan agak cepet sambil megang semprotan merica sampai nemu bus stop yang arah dan nomor yang benar.

Pertama masuk bus, aku langsung bilang mau berhenti di Carrefour dan si bapak ngekode suruh berdiri agak di depan biar dia gampang ngasih tau kalau udah sampai. Engga lama naik bus akhirnya sampai dan berhenti depan Carrefour. Engga begitu lama, ketemulah dengan temenku depan Carefour. Aku dibawa ke café tempat kerjanya dan dikenalin sama temannya  Ica. Setelah cuap-cuap dan makan gratis, akhirnya aku pulang dan janjian besok untuk jalan-jalan.

Besok pagi banget mereka sudah sampai di hostel dan ngecancel kamar untuk 2 malam berikutnya karna disuruh nginep di tempat ica aja. Awalnya sih nolak tapi jadi enak 😃. Tempat Ica ini jauh dari kota.

Destinasi yang mau dikunjungi adalah Xihu, tapi berhubung yang tahu tempat adalah mereka jadi sebagai pendatang manut aja. Saking manut dan pendiemnya, aku dikira kalem dong (lalu bangga dan tertawa jahat didalam hati). Aku dibawa mendaki gunung lewatin lembah, sungai mengalir indah..... Aku lupa nama tempatnya tapi itu beneran agak mendaki dan diatas banyak burung merpati. Jadi nyobain deh ngasih makan merpati. 

Lanjut ke Hefang Street, surganya makanan. Mirip dengan Nanjing road di Shanghai, tapi Hefang lebih enak aja banyak tempat duduk 😃










Setelah itu karna Ica-Nopal part time, aku jalan sendirian lagi ke Xihu. Berani? Berani lah udah tau rute dan tau harus naik bus no berapa *gaya*. Saking bolak baliknya di Hefang street sendirian sampai ada ibu-ibu yang hapal banget sama aku karena beda dari yang lain. Nah, karena orang China suka banget pelihara anjing, otomatis banyak banget anjing dan aku takut. Ini hantu banget kesyel parah waktu aku di ikutin anjing. Walaupun lucu, kecil, imut, tapi tetep aja anjing (bacanya jangan emosi tolong). Setelah lelah butuh selonjoran, aku balik ke café mereka kerja dan jam 11 malam baru nyampe ke desa (tempat Ica).

Besoknya lanjut main liat liat kampus Zhejiang, Jingci Temple, ke Leifeng Tower, dan ke Hefang lagi jajan. Hefang adalah surga jajanan di HZ. Sebenarnya belum puas main tapi besoknya harus balik ke Zhengzhou (ZZ).
Zhejiang University
Jingci Temple


Leifeng Tower

Pengalaman balik sendirian ini juga dihiasi dengan hampir ketinggalan kereta. Dua menit kereta jalan aku masih salah masuk ruang tunggu. Awalnya mau “yaudahlah telat, capek lari-lari bawa tas berat” tapi entah kenapa malah tetap nyari dan nanya petugasnya. Ingat waktu turun tangga, kereta udah bunyi mau jalan. Alhasil masuk dari peron 9, padahal aku peron 2 -_-
Berangkat jam 15.31 dan sampe Dorm itu pagi tanggal 16. 

Lika-liku traveling sendiri engga berhenti disini. Saking lelahhh akhirnya pake taksi yang harganya bisa buat patungan 4 kali beli bahan makanan. Di dalem taksi diajakin ngobrol terus dan ditanya macem-macem sampai ranah privacy, diajakin makan dulu dan si om taksi bilang naksir. ndak sehat waang! Rasanya mau cepet-cepet sampai dorm Ya Allah. Jujur aja pikiran udah kemana-mana, takut, itu taksi dan jarak tempuh masih jauh. Tapi, pas dia bawel aku bilang aja aku udah punya fiancé (ngaku-ngaku terkocak) tapi gapapa lah bohong sunah haha. 
Setelah drama lika liku semua ini selesai akhirnya sampai di dorm dan disambut oleh Kasur tercinta. Semenjak itu engga pernah mau lagi naik taksi dari ZZ ke SIAS sendirian.  


foto-foto amatir~ aslinya bagus kok, foto2 yang kece filenya kehapus T.T

 
Hefang Street


Sekitaran Xihu








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ruang Temu

Liberal

Student Exchange to SIAS International University