Xi'an
Miniatur Sias The Explorer; Tiwi, Sitta, Maida, Diana di Xi'an.
Berbulan-bulan suhu musim dingin membuat hamtaro-hamtaro 405 mendekam dibalik selimut. Winter juga membuat kulit kering
pecah-pecah parah, rindu sandal jepit, tanpa baju berlapis-lapis terus. Intinya kangen matahari kangen kehangatan.
Ternyata yang diinginkan terwujud. Hari
itu Xinzheng mulai hangat dan cuaca cerah. Sudah bisa gunain sandal dan blouse biasa. Karena masih libur, kita berempat agendain untuk nge-trip bareng. Kita belum pernah travelling satu kamar yang
bener-bener quality time. Akhirnya kita memilih Xian sebagai tempat trip karna
kita mau berburu makanan halal disana.
Xian terkenal dengan terracotta dan terdapat sekitar 8000an patung berbentuk prajurit dan kuda
yang berukuran sama dengan aslinya. Katanya, Terakota dibangun untuk melindungi
Kaisar Qin sesudah kematiannya. Untuk lebih jelas mungkin bisa di google sendiri 😃 Xian juga terkenal dengan halal food street yang panjang. Berbeda dengan
food street yang berada di Hangzhou atau kota lainnya, disini kita tidak perlu
ragu halal tidaknya, karena disana tidak menjual yang "non halal".
Tiket Zhengzhou-Xi’an sekitar 72 yuan menggunakan kereta lambat selama waktu tempuh hampir 8 jam. Kereta berangkat pukul 21.49 dan sampai di Xi’an sekitar setengah 5, mendekati subuh. Selama perjalanan, aku seperti biasa dengan damai tidur posisi nyender di jendela (karena nyender dikamu tidak bisa dan kamunya juga gatau siapa *ok skip). Tempat duduk aku dan Sitta terpisah sama mba Mai dan mba Diana. Aku dan Sitta tidur sepanjang perjalanan sedangkan mereka berdua makeupan karena tidak bisa tidur yang berujung gabut. Mereka dandan di dalam sampai diliatin penumpang lainnya tapi mereka biasa aja, ketawa-ketawa, gataulah ngapain lagi mereka. Karena satu kamar kalau datang bulan itu barengan, sampai di Xi'an akhirnya kita hanya nyari McD untuk makan dan nunggu jam 7 pagi.
Kita berekspektasi kalau selama di Xian, semua mulai
hijau, bunga bermekaran, udara segar, tanpa dingin tanpa salju, dan segala macam ekspektasi keindahan
terlepas dari winter. Ternyata ungkapan “jangan terlalu berharap, nanti kecewa”
itu terjadi. Sekitar satu jam (seingatku) sebelum kereta sampai di Xi’an, aku bingung kenapa udara dingin banget tapi masih mikir karna itu subuh, jadi wajar
aja. Ternyata ada yang beda waktu kereta melewati lampu jalan dan kelihatan
banget tembok dipinggiran rel dan tanah sekitarnya warna putih dan yaaahhhhh…salju! Iyasih, mana ada februari udah masuk spring.
Waktu sampai di stasiun kita langsung ke McD dan benar aja
salju turun. Salju turun kali ini bikin sedih walaupun salju tipis. Sedih karena
salah kostum. Kita kira karena di Zhengzhou sudah hangat, di Xi’an juga sama. Aku
cuma pakai jeans, yang artinya dingin banget kalau basah. Aku juga cuma pakai sepatu converse dan
jaket biasa yang tidak kuat nahan dingin winter. Untungnya masih pakai
sarung tangan karna tangan mudah dingin dan pakai sweater agak tebel. Sitta dan mba Diana cuma pakai coat biasa dan sepatu yang tidak melindungi dari dingin. Dari kita berempat, hanya mbak Maida yang pakaiannya menghangatkan; winter coat and winter boots.
Menunggu jam 7 pagi sampai aktifnya operasional kendaraan umum, alternatif adalah pergi ke McD. Seorang pelor (nempel molor), bisa tidur dimana saja, kapan saja, dan posisi apa saja, bukanlah penghalang untuk tidak tidur walaupun hanya di McD. Tidak lama, ada yang nyamperin kita laki-laki udah…bisa dikatakan “om” sih. Dia ngomong panjang x lebar x ngawur dan ternyata kurang “sehat”. Sampai-sampai kita mau diajakin nunggu pagi dirumahnya aja diajakin minum… mmm minum air putih. Awalnya mencoba merespon sedikit sebagai bentuk menhargai tapi lama-lama jadi engga nyaman. Sebenarnya yang lebih banyak merespon sih mba Diana karna si bunda ini emang ramah (lingkungan). Akhirnya untuk nyari kesibukan supaya engga diajakin ngawur sama si “om” itu kita videocallan sama Jayson. Awalnya jayson kita ajakin tp dia ga mau. Mba Diana sama mba Mai videocall aku lanjut tidur~
Sekitar jam 7 kita keluar McD dan nyari bus menuju terracotta. Waktu di bus karena capek, Sitta, mba Maida dan mba Diana tidur. Karna salju turun, kondisi jalanan jadi licin dan bus yang kita naikin harus berhenti di tengah jalan seperti hubunganku *oke skip, lanjot*. Kalau di paksakan jalan terus takutnya malah kecelakaan (iya Pak, sesuatu yang dipaksakan tidak akan baik *lalu tiwi dibakar netijen*) Sebelum pak supir memutuskan utuk berhenti, bus yang kita tumpangi hampir terbalik karena posisi jalan yang terjal, mendaki dan harus mengegas full sedangkan jalan licin banget, ban mobil yang dipaksakan membuat bus berputar. Orang-orang didalam bus langsung kaget dan aku yang duduk dipinggir jendela langsung panik tapi mencoba tenang. Tiga orang disampingku tidak tahu kalau kita haampir kecelakaan karna lagi tidur. Akhirnya kita semua turun dari bus dan jalan kaki ke terracotta padahal jaraknya hampir 4 km buat kesana (-__-)
Jalan untuk 1 kilo awal masih ok, mulai terus terus terusss
akhirnya kaki sudah ngilu karna dingin dan perjalanan ini dibumbui dengan hampir
kepleset, kebelet pipis, dan kelaparan. Aku jalan gandengan sama mba Diana dan
mba Mai sama Sitta. Sebenarnya ada momen memalukan waktu bareng mba Diana. Dijalan turunan yang licin banget, engga ada celah jalan tanpa bekas salju, semuanya es. Aku sama mba Diana hampir kepleset tapi tiba-tiba bisa
nyeimbangin badan dan kita langsung meluncur tanpa melangkah. Karna aku
yang panik + kedinginan + kebelet dan mba Diana gaberenti bikin ketawa,
akhirnya aku ngompol dong ya tuhan. Inget ini menertawakan diri sendiri 😃 Ya ampun
malu, tapi yaudahlah itu ga sengaja dan diluar kendali.
Setelah perjalanan yang bikin kaki hampir lepas dan kaku, kita
sampai di tujuan dan yang utama adalah toilet (terpaksa ke toilet). Muter muter liat isi terracotta itu gimana, tapi
ternyata kita pada bete kecuali mba Diana karna lapar dan
kedinginan. Akhirnya kita keluar dari sana setelah bertualang
secukupnya dan kita menemukan SATE KAMBING! Ya bener aja, habis makan itu mood
kita naik lagi. Habis dari sana kita langsung ke hostel karna sudah sore juga
dan perjalanan dari terracotta sampai ke tengah kota itu jauh banget. Kita masih harus mencari hostel dengan perjalanan nyasar-nyasar. Sesampainya di hostel langsung mandi dan tidur.
Besoknya Alhamdulillah ada matahari. Tujuan pertama kita
adalah mengatasi kebetean yang disebabkan oleh kelaparan. KITA BUTUH NASI! jadinya kita makan di restoran Turki.
Restonya bagus, nyaman, pelayanannya juga oke, semuanya oke,
babang-babangnya juga ganteng *eh. Abis mengisi batre, kita jalan, foto-foto. Setelah ini baru lanjut ke halal food street, surganya perut. Demi apa disini
mata akan jelalatan dan berhianat. Awalnya janji untuk tidak over eat, tapi mata
masih ganjen dan perut tiba-tiba ga konsisten lapar lagi. Waktu lagi jalan sambil
screening mana yang harus di santap lagi, aku sama Sitta tertarik sama Turkish ice
cream yang ternyata mahal banget (20 yuan untuk 1 cone) karena kelanjur beli kita makan es sambil dijagain takut jatoh ketubruk orang, kan sayang mahal gitu kebuang sia-sia. Satu hal yang kuakui, walaupun mahal tapi worth it to buy karena rasanya enak bangeeeet. Kita jajan disini ngumpulin uang perorang 15 yuan jadi terkumpul banyak dan kita jajan sama-sama. Jajan sate kambing, kue kuning (aku namain sendiri soalnya gatau namanya apa), tahu, sosis, dan cotton candy.
2x aku ke foodstreet ini, 2x aku ga kerasa ngabisin duit buat makan aja. Khilaf bokkk~
Udah puas dan mulai magrib, kita pulang jalan dan foto-foto lagi. Suasana malamnya kece banget (maklum yak baru pertama kesitu jadi norak). Karna suasana dingin mungkin ya, kita laper lagi dan akhirnya berhenti di mini market sekalian beli cemilan buat besok pulang. Tapi Xian emang tujuan yang pas bagi pecinta food street.
Tibalah kita pulang dan sampai di dorm itu malam. Dorm yang pastinya sudah tutup tapi kita punya satpam pribadi yang bersedia bukain pintu diam-diam yaitu Jayson~ padahal ya kalau ketahuan bapak botak (penjaga dorm) kita bisa………..pokoknya siap-siap aja kalau sampai berurusan dengan si Bapak.
Sekian~
dislaimer; Foto-foto ada saat 2x nya aku ke Xian dan diambil oleh teman.
perjalanan ke Terracotta |
moment aku dan mba Diana bergandengan dan seluncuran di jalan |
Warrior statue of Terracotta |
Komentar
Posting Komentar