Postingan

Ruang Temu

Setelah bertahun-tahun akhirnya mereka bertemu kembali. Pertemuan yang selalu di nanti akhirnya datang pada hari ulang tahunnya ke-26. Rindu yang memiliki voltase tinggi menciptakan ledakan haru dan sesak secara bersamaan. Auli, sahabat kecilnya yang memiliki senyum seperti kelinci selalu memiliki ruang tersendiri di hatinya. Seribu malam berjalan memisahkan mereka dan hidup mengejar dunia yang diimpikan. Namun, rindu selalu hadir tanpa terucap dan harap. Mereka terlalu jauh terpisah tanpa sempat melihat rencana-rencana yang di bangun.  Kehadiran Auli menjadi kado tahun ini. Kalau diingat dan membalik lembar bertahun yang lalu, mereka tidak pernah merayakan hari kelahiran bersama karena laut memisahkan tapak kaki mereka. Namun pesan suara tidak pernah absen di setiap hari penting.  Dia datang menyapa kurcaci yang kini telah tumbuh menjadi wanita dewasa. Tentu saja banyak hal yang berubah, bukan hanya sekedar fisik, namun semua aspek kehidupannya pun telah berubah. Namun, tidak satupun

Quarter Life Crisis

Hi para quarter life crisis 👻 Masih overthinking dan kelelahan? sama berarti. Kita (aku) berada pada jalan yang ditemani momok kekhawatiran, keraguan, dan overthinking. We suffered from anxiety that repeats many time . Pada usia ini banyak pula hal-hal yang berubah. Berbubah berarti menjadi berbeda dari semula. Banyak yang dapat berubah baik secara sadar ataupun tidak. Seiring berjalannya waktu, sekecil apapun kejadian dan setipis apapun perasaan dalam hati dapat membuat perubahan dalam diri.  Segelintir teman dekat yang benar-benar mengenalku bilang ada yang berubah dari Tiwi yang dulu, dalam dua sisi tentunya. Aku membenarkan hal ini. Merasa semakin jauh dari teman-temanku, semakin menutup diri dan tentunya semakin banyak pikiran yang tidak se- simpel dulu untuk diselesaikan. Sebenarnya ini bukan hal asing pada usia 20 ketas di mana satu persatu teman-teman akan menghilang ditelan kehidupan masing-masing, aku pun begitu. Saat ini juga ketika aku menulis laman ini, aku baru saja sel

....

Seseorang pernah bilang padaku "menjadi dewasa itu bukan jebakan, tapi tantangan".  Tantangan apakah kita bisa melalui semua halangan dan perjalanan yang membawa kita pada titik-titik terendah. Tantangan sejauh apa kita mampu bertahan...  atau mungkin menyerah. Menjadi dewasa yang aku pahami sejauh ini juga tentang bagaimana mengontrol ego dan emosi pada diri sendiri, karena penantang utamanya ada pada diri sendiri.  Jika kilas balik dimana aku baru menjejaki umur 20, ambisi dan keangkuhan menjadi bayangan yang selalu ada bersama. Tiwi awal 20an yang selalu optimis semua akan tercapai. Ralat,bukan optimis tapi ambis. Ambisi atas setiap usaha akan mewujudkan keinginan tanpa memikirkan "apa iya rezekinya di sini?" Semakin berjalannya waktu, semakin membuka mata bahwa ada hal hal-hal di luar kuasa manusia yang justru mungkin ini yang terbaik.  Ah, smpai saat ini pun perang dengan diri sendiri masih sering terjadi. Banyak tanya, penyesalan dan amarah pada diri yang belu

Love Yourself?

“Sudahkah aku mencintai diriku sendiri?” Pertanyaan ini selalu kutanya pada diriku sendiri. Terkadang aku sangat mencintainya tapi terkadang aku membenci diriku sendiri atas semua kekurangan yang ada. Tidak jarang pula aku merubah diriku untuk menutupi semua kekurangan yang ada atau hanya untuk dicintai aku berubah hingga lupa “siapa aku ini?’ Lebih menyebalkan lagi, ketika pikiran ini kusut akan keinginan-keinginan orang lain padahal kita tahu ini bukan jalan bahagia yang kita inginkan, dan sialnya kita terjebak lalu berusaha memenuhi ekspektasi mereka.  Aku   masih belajar untuk mencintai diriku sendiri dan semuanya di mulai dari hal-hal kecil; mengapresiasi diri sendiri.  Hal terpenting yang ku sadari baru-baru ini adalah berterima kasih pada diri sendiri ketika aku mampu tersenyum kala menghadapi masalah dan memberi pujian “kamu melakukannya dengan sangat baik” ataupun jika hasilnya masih kurang maksimal, cara ampuh dengan berkata “sudah wi, kamu sudah melakukan yang

Ayok Nabung

Siapa disini yang senang menabung? Belakangan ini aku mulai mengisi tabungan lagi. Menurutku menabung itu sebenarnya tidak susah. Niat dan memulaipun tidak berat. Yang berat adalah konsisten menabung. Aku selalu menggunakan sistem sedikit yang penting rutin dan masih menabung dengan cara lama yaitu recehan, menggunakan botol bekas atau celengan yang dijual di pasaran. Disini aku tidak menargetkan berapa yang harus dimasukkan kedalam celengan; 100, 200, 500, 1000, 5000, dan berapapun. Dari pada uang recehan berantakan kemana-mana lebih baik ditabung kedalam celengan kan? Keuntungan dari ini bisa beli sesuatu dari hasil nabung recehan.

Liberal

Ketika menghargai di salah artikan sebagai liberal. Kali ini isi tulisanku akan sedikit panjang tentang kejadian beberapa waktu lalu yang aku alami.  Beberapa waktu yang lalu, seseorang melabeli “Islam liberal” padaku. Menurutku jaman sekarang adalah zamannya melabeli seseorang yang berbeda pandangan dan kita makin minim dengan yang namanya saling menghargai serta menjaga perasaan. 

Xi'an

Gambar
Miniatur Sias The Explorer; Tiwi, Sitta, Maida, Diana di Xi'an.  Berbulan-bulan suhu musim dingin membuat hamtaro-hamtaro 405 mendekam dibalik selimut. Winter juga membuat kulit kering pecah-pecah parah, rindu sandal jepit, tanpa baju berlapis-lapis terus. Intinya kangen matahari kangen kehangatan.  Ternyata yang diinginkan terwujud. Hari itu Xinzheng mulai hangat dan cuaca cerah. Sudah bisa gunain sandal dan blouse biasa. Karena  masih libur, kita berempat agendain untuk nge-trip bareng. Kita belum pernah travelling satu kamar yang bener-bener quality time. Akhirnya kita memilih Xian sebagai tempat trip karna kita mau berburu makanan halal disana.